Setelah dua hari pencarian tanpa henti, korban terseret arus banjir sungai, Hasan alias Heso Bali Bunga (70), akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Korban ditemukan mengambang di perairan Teluk Saleh, tepatnya di Dusun Toro Wuwu, Desa Soro, pada hari Senin, 16 Desember 2024 siang sekitar pukul 13.40 WITA. Penemuan ini mengakhiri harapan keluarga yang sempat berharap korban dapat ditemukan dalam kondisi selamat
Sejak kejadian pada Minggu, 15 Desember 2024, tim gabungan yang dipimpin langsung oleh Kapolsek Kempo, IPDA Jubaidin, bersama warga, terus menyisir aliran sungai dari lokasi awal kejadian di Dam Roju 2, Desa Konte. Namun, derasnya arus dan medan yang berat membuat pencarian di hari pertama tidak membuahkan hasil.
Pencarian pun dilanjutkan pada hari kedua dengan cakupan area yang lebih luas. Setelah menyisir sepanjang aliran sungai hingga ke muaranya, tim memperluas pencarian ke perairan Teluk Saleh. Hingga akhirnya, tubuh korban ditemukan oleh salah satu anggota tim gabungan yang menyisir perairan di Dusun Toro Wuwu, sekitar 20 kilometer dari lokasi awal kejadian.
Korban ditemukan dalam kondisi mengenakan pakaian lengkap baju dan celana dengan perutnya terlilit seikat tali parang yang biasa digunakan untuk bekerja. Tubuh dan wajah korban sudah mengalami pembengkakan akibat lama berada di dalam air. “Saat ditemukan, tubuh korban sudah menunjukkan tanda-tanda pembusukan. Ini menunjukkan dia telah meninggal dunia sejak hari pertama terseret arus,” ujar Kapolsek Kempo, IPDA Jubaidin, dengan
Penemuan korban membawa suasana haru sekaligus duka mendalam di kalangan tim pencari dan keluarga. Kapolsek Kempo, yang turut memimpin evakuasi, memastikan proses pengangkatan jasad korban berjalan lancar. Dengan menggunakan mobil patroli, jasad korban dibawa langsung ke rumah duka di Desa Konte atas permintaan keluarga.
“Kami berupaya melakukan yang terbaik untuk membantu keluarga korban. Meskipun duka ini mendalam, setidaknya mereka kini dapat mengantar almarhum ke tempat peristirahatan terakhir dengan layak,” ungkap Kapolsek.
Keluarga korban, yang telah menunggu dengan cemas sejak hari pertama, menyambut kedatangan jasad korban dengan isak tangis. Namun, mereka juga menunjukkan sikap tegar dan ikhlas. “Ini adalah musibah yang harus kami terima. Kami ikhlas dengan kepergian beliau,” ujar istri korban dengan linangan air mata.
Dalam keterangannya, Kapolsek Kempo, IPDA Jubaidin, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang telah membantu proses pencarian. “Ini adalah kerja keras bersama. Kami tidak mungkin bisa menemukan korban tanpa bantuan warga, tim pencari, dan semangat gotong royong yang ditunjukkan semua pihak,” imbuhnya.
Ia juga menambahkan bahwa kejadian ini menjadi pengingat agar masyarakat lebih waspada saat beraktivitas di sekitar aliran sungai, terutama saat musim hujan. “Kita tidak tahu kapan musibah bisa terjadi. Namun, yang terpenting adalah kita tetap saling menjaga dan membantu satu sama lain, seperti yang kita lakukan dalam pencarian ini,” tutup Kapolsek.
Korban langsung diurus oleh pihak keluarga tanpa dilakukan otopsi, sesuai permintaan istri dan anak-anaknya. Mereka menganggap kejadian ini sebagai musibah dan takdir yang harus diterima. “Keluarga besar sudah sepakat untuk segera memakamkan beliau. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,” ujar salah seorang anak korban.
Suasana di rumah duka dipenuhi rasa duka mendalam, namun juga keikhlasan yang menyelimuti keluarga besar. Hasan alias Heso Bali Bunga kini telah berpulang, meninggalkan kenangan mendalam bagi keluarga dan masyarakat sekitar. Semangat kerja keras tim pencari yang dipimpin langsung oleh Kapolsek Kempo menjadi bukti nyata dedikasi aparat dalam melayani masyarakat hingga titik akhir pencarian.