Lombok Tengah – Persatuan Bajang Rembitan (PBR) menggelar diskusi bertema “Bersatu Menjaga Keamanan, Kenyamanan, dan Suksesnya MotoGP 2025. Pariwisata Mendunia, Indonesia Maju” dalam rangka menyambut dan menyukseskan gelaran MotoGP Mandalika 2025,
Acara ini berlangsung di Aula Kantor Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, pada Kamis (11/9/2025), dimulai pukul 09.15 WITA.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh unsur pemerintah desa, Dinas Pariwisata Lombok Tengah, perwakilan kepolisian, serta tokoh pemuda dari berbagai dusun di wilayah Desa Rembitan.
Dalam sambutannya Kepala Desa Rembitan, Lalu Minaksa, menekankan bahwa keterlibatan pemuda sangat krusial dalam menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan, terutama menjelang event MotoGP 2025 yang akan digelar pada 3–5 Oktober mendatang.
“Rembitan sebagai desa penyangga kawasan wisata Mandalika memiliki tanggung jawab besar. Peran pemuda melalui PBR harus menjadi motor penggerak dalam menjaga ketertiban, tidak hanya saat event berlangsung, tetapi setiap hari,” ujar Minaksa.
Minaksa juga menekankan pentingnya membentuk kelompok pemuda di setiap dusun, menghidupkan kembali peran Karang Taruna, serta meningkatkan kapasitas pemuda di bidang pariwisata.
Ia mengingatkan soal bahaya eksploitasi anak, narkoba, dan pelanggaran lainnya yang mungkin muncul seiring pertumbuhan pariwisata.
Sebagai bagian dari kampanye kebersihan lingkungan, ia juga memperkenalkan program “Jumat Bersih” dan sanksi sosial bagi warga yang membuang sampah sembarangan.
“Tugas kita bukan menindak pelanggaran. Itu tugas aparat penegak hukum. Kita fokus pada pencegahan dan edukasi,” tegasnya.
Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah, Lalu Sungkul, turut hadir memberikan materi meski singkat karena harus menghadiri rapat di DPRD. Ia menyoroti pentingnya menciptakan pengalaman positif bagi wisatawan.
“Pengalaman yang baik akan menjadi promosi paling kuat. Jika wisatawan puas, mereka akan merekomendasikan Lombok ke orang lain,” katanya.
Ia juga menyoroti praktik pungutan liar seperti tarif masuk dan parkir yang tidak sesuai ketentuan, yang berpotensi mencoreng citra pariwisata. Dalam hal ini, peran pemuda sebagai agen edukasi menjadi sangat vital.
“Kita butuh pemuda yang tidak hanya mengawasi, tetapi juga mengedukasi masyarakat untuk lebih ramah dan terbuka kepada wisatawan dari berbagai latar belakang,” imbuhnya.
Dinas Pariwisata juga mendorong pelaku usaha pariwisata, khususnya hotel dan vila, agar memprioritaskan tenaga kerja lokal, serta mengajak pemuda untuk terus meningkatkan kompetensi agar siap bersaing di dunia kerja.
“Kami juga mendorong anak-anak juga tetap harus bersekolah., agar terciptanya SDM yang unggul. Jangan sampai terlena dengan uang di dunia pariwisata, tapi kita mengabaikan pendidikan,” pesannya.
Perwakilan dari Polsek Pujut, yang mewakili Kapolsek karena berhalangan hadir, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga situasi kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) selama perhelatan MotoGP.
“Rembitan adalah pintu gerbang menuju Sirkuit Mandalika, jadi sangat penting kita berkolaborasi menjaga keamanan,” ujar perwakilan Polsek.
Sekretaris Jenderal PBR, Lalu Adi Saputra, dalam pemaparannya menegaskan kesiapan pemuda Desa Rembitan untuk menjadi bagian dari suksesnya MotoGP 2025, tidak hanya sebagai penonton, tetapi sebagai pelaku aktif.
“Kami berharap ada lebih banyak rekrutmen tenaga lokal dalam event-event besar seperti MotoGP. Banyak pemuda yang ingin terlibat, baik sebagai petugas, agen perjalanan, bahkan penjual tiket,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa keterlibatan pemuda dalam dunia pariwisata adalah salah satu solusi konkret untuk menurunkan angka pengangguran dan menciptakan generasi mandiri.
“Jangan sampai kita hanya sebagai penonton, pemerintah juga harus mengembangkan potensi pemuda yang ada di desa,” ucapnya.